Senin, 02 November 2015

Surat Cinta #1

Ibu,

Entah kenapa tiba-tiba saja hari ini aku ingin menuliskan surat ini untukmu.

Oh iya, bagaimana kabarmu disana ibu? Aku anakmu disini masih dengan keadaan seperti kemarin. Masih baik-baik saja, Alhamdulillah. Aku berharap keadaanmu disana juga baik atau bahkan lebih baik dari keadaanku karena memang itu yang aku harapkan setiap saat sesuai doaku yang selalu kupanjatkan pada Yang Maha Kuasa agar Dia senantiasa memberimu kesehatan dan kebahagiaan. Sampai aku bisa membahagiakanmu suatu saat nanti.

Ah, sebenarnya aku tahu, doa yang aku panjatkan untukmu masih terlalu pendek dibandingkan dengan doa-doamu yang engkau panjatkan pada Yang Maha Kuasa untukku. Aku tahu, didalam doa panjangmu hanya namaku--anakmu-- yang selalu engkau sebut. Namaku selalu mengalir dalam setiap tetes air matamu yang jatuh dihadapan Yang Maha Kuasa. Aku tahu itu bu. Meski aku baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu sebelum aku memutuskan menulis surat ini.

Aku tahu bu, saat aku menyebut namamu satu kali dalam setiap doaku engkau telah menyebut namaku 10 kali dalam doa panjangmu. Dan saat aku menyebut namamu 10 kali dalam doaku, engkau telah menyebut namaku 100 kali dalam doa-doamu. Begitulah seterusnya. Seberapa banyakpun aku mendoakanmu tapi selalu kalah oleh banyaknya doa yang engkau panjatkan untukku. Engkau menyebut namaku dalam kerendahan hati dan lirih kekhusyuan. Sementara aku, aku masih dengan kesombongan dan keangkuhan. Suatu saat nanti aku ingin lebih banyak belajar kepadamu tentang kerendahhatian dan ketulusan.

Entah kenapa, tiba-tiba saja aku ingin menuliskan surat ini untukmu. Mungkin jawabanku hanya satu. Kerinduan.

Ya, setelah kini aku jauh darimu. Setelah lama aku berpisah darimu. Rasanya, aku baru tahu arti kerinduan yang sesungguhnya.

Meski aku tahu, rasa rinduku masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan rindumu padaku--darah dagingmu. Seperti doa, saat aku rindu satu kali engkau telah memendam rindu ribuan kali padaku. Hanya aku saja yang terlalu bodoh untuk tidak merasakan kerinduan yang engkau rasakan. Aku terlalu asyik dengan dunia dan lingkunganku hingga aku lupa bahwa di belahan dunia sana ada yang sedang menanti kabar dariku, ada yang sedang khawatir menantikan kabar dari seorang anak yang sudah beberapa hari tak kunjung memberi kabar. Maafkan aku ibu, yang membiarkanmu larut dalam kekhawatiran.

Sebenarnya, engkau bisa saja menanyakan kabarku terlebih dahulu memalui pesan singkat atau melalui telpon. Tapi, aku tahu engkau pasti tidak ingin mengganggu anakmu. Engkau pasti takut mengganggu anakmu. Dan setelah itu anakmu yang durhaka ini marah padamu karena engkau menggangguku. Aku tahu itu bu. Engkau pasti takut aku marah dan membiarkanmu beberapa hari tanpa memberi kabar seperti yang aku lakukan beberapa bulan yang lalu. Aku tahu bu, tapi aku baru menyadarinya hari ini saat aku memutuskan untuk menuliskan surat ini.

Hari ini, rasanya aku rindu padamu. Sekali lagi aku tahu pasti rindumu telah tumbuh dari kemarin-kemarin saat telepon terkahir kita. Engkau pasti sudah merindukan kehadiranku. Seperti aku juga merindukan hadirmu.

Maafkan aku bu yang sedikit terlambat menyadari bahwa di belahan bumi yang lain ada seseorang yang istimewa yang sedang mondar-mandir sesekali melihat handphone hanya untuk melihat adakah kabar dariku--anakmu.

Sementara disini aku sedang tertawa dengan teman-teman baruku. Menikmati suasana baru yang jauh dari rumah. Menikmati lingkungan baruku. Tapi disana engkau sedang khawatir karena sudah beberapa hari tidak menerima kabar dariku. Hingga tidurmu tidak nyenyak. Makanmu tidak enak. Hanya karena belum mendapatkan kabar dari anakmu yang durhaka ini.

Maafkan aku bu yang telah membuatmu khawatir disana...

Sabtu, 17 Oktober 2015

Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil (abjad i)

Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.

Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ
Artinya: Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ: pencaharian tidak mencukupi padahal tanggungan banyak.

Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu
Artinya: Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu: tidak mempunyai keluarga yang dipandang; dimalui orang.

Ikan biar dapat, serampang jangan pukah.
Artinya: Bekerja dengan hati-hati sekali.

Ikan terkilat jala tiba
Artinya: 
1. Orang yang arif dan bijaksana, cepat mengerti akan maksud/duduk perkara orang lain dan cepat pula memberi jawaban/jalan keluarnya dengan tepat.
2. Cepat tanggap.

Ikut hati mati, ikut rasa binasa
Artinya: Orang yang hanya memperturutkan kata hati saja tanpa menggunakan akal fikiran maka dia akan gagal dalam kehidupannya; binasa.

Ilmu pengetahuan adalah kekuatan
Artinya: (berasal dari pepatah bahasa Inggris: Knowledge is power.)

Seperti padi, kian berisi kian merunduk
Artinya: 
1. Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.
2. Kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati.

Inai tertepung, kuku tanggal
Artinya: Sesuatu yang selesai dikerjakan, tetapi ternyata ada kesukarannya.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
Artinya: Apa daya tangan tak sampai: ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.

Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita
Artinya: Tulang bulu pulang ke kita: dalam menjalankan suatu pekerjaan/tugas, orang lain mendapat senangnya, kita sendiri hanya mendapatkan susahnya.

Itik diajar berenang
Artinya: Melakukan pekerjaan sia-sia karena yang diberi petunjuk telah mahir melakukannya.

Jumat, 16 Oktober 2015

Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil (abjad h)

Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.

Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat
Artinya: Adat lama boleh saja tidak dituruti apabila ada kata sepakat (tegal mufakat).

Habis beralur, maka beralu-alu
Artinya: Setelah upaya perundingan berkali-kali gagal, barulah boleh mengambil jalan kekerasan.

Habis manis sepah dibuang
Artinya:  
1. Dibuang setelah tidak dipakai lagi.
2. Sesuatu disimpan pada saat diperlukan saja, dan dibuang jika tidak diperlukan lagi.
3. Selagi masih digunakan dirawat dengan baik, tetapi bila tidak dipergunakan lagi dicampakkan begitu saja.

Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh
Artinya: Semua pekerjaan akan menjadi lancar/mahir jika selalu dilakukan berulang kali.

Hampa berat menjadi sekam
Artinya:  
1. Karena banyaknya sesuatu yang dimiliki, maka tidak peduli kalau ada yang tersia-sia ataupun yang hilang dari padanya.
2. Sifat mubazir.

Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua
Artinya: Meski jasad manusia sudah tidak berbentuk lagi, jika manusia ini pernah melakukan budi baik maka orang lain pasti masih mengingat budi baiknya itu.

Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya
Artinya: Percaya kepada anak sendiri bisa jadi tertipu sedikit, namun percaya kepada teman bisa tertipu sama sekali.

Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada
Artinya: Orang yang tidak memiliki kesabaran.

Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan
Artinya: Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan
Artinya: Terlalu mengharapkan keuntungan yang belum pasti, yang sudah ada ditangan disia-siakan, akhirnya yang manapun tidak dapat.

Harimau mengaum takkan menangkap
Artinya: Orang yang mengancam lebih dahulu biasanya tidak berbahaya.

Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang
Artinya: Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, ketika waktu sudah tinggal sedikit barulah kalang-kabut.

Harum menghilangkan bau
Artinya: Nama yang baik itu menghilangkan kejahatan/kejelekan sebelumnya.

Harum seperti malaikat lalu
Artinya: Sangat harum; sangat banyak memakai wewangian.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai
Artinya: Ingin mencapai sesuatu, sayangnya syaratnya untuk itu tidak ada atau tidak dipunyai.

Hati bagai baling-baling
Artinya: Orang yang tak teguh pendiriannya; selalu berubah-ubah.

Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah
Artinya: Hasil yang diperoleh dibagi sama, bila diperoleh banyak maka sama-sama mendapat banyak, bila sedikit maka sama-sama sedikit pula.

Hati gatal, mata digaruk
Artinya: Sangat ingin, tetapi tak mempunyai syarat untuk mendapatkan keinginan tersebut.

Hemat pangkal kaya
Artinya:  
1. Orang yang selalu berhemat akan menjadi kaya.
2. Bila ingin kaya, hendaklah berhemat. Bila bersikap boros hanya akan menambah hutang.

Hendak air pancuran terbit
Artinya: Yang diperoleh lebih daripada yang dikehendaki.

Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang
Artinya: Mengharapkan keuntungan, namun kerugian yang diperoleh.

Hendak ulam, pucuk menjulai
Artinya: Sangat beruntung; mendapatkan sesuatu lebih dari apa yang diharapkan.

Hidung dicium pipi digigit
Artinya:  
1. Kasih sayang semu.
2. Pura-pura.

Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah
Artinya:  
1. Orang yang hidup di suatu tempat harus mematuhi norma yang berlaku di masyarakat.
2. Setiap orang harus menaati adat selama hidupnya dan ingat bahwa ia akan mati.

Hidup enggan mati tak mau
Artinya: Hidup yang sangat menderita, misalnya: melarat karena sangat miskin atau sakit-sakitan terus.

Hidup seperti anjing dengan kucing
Artinya:  
1. Kehidupan yang selalu diisi dengan pertengkaran/perselisihan.
2. Kehidupan yang tidak pernah tenteram.
3. Seseorang yang bertengkar terus-menerus.

Hidup seperti umang-umang
Artinya: Kehidupan yang sangat miskin.

Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar
Artinya: Orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.

Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar
Artinya: Orang yang hidup seharusnya saling bantu membantu.

Hilang di mata di hati jangan
Artinya: Walaupun tempat tinggal sudah berjauhan namun jangan saling melupakan.

Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa
Artinya: Mula-mula tidak menyenangkan dan membuat malu, tetapi lama-kelamaan semua perasaan itu lenyap.

Hujan berpohon, panas berasal
Artinya: Segala sesuatu kejadian itu pasti ada sebab musababnya.

Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat
Artinya: Kerja itu harus berangsur-angsur, takkan selalu dapat selesai sekaligus semuanya.

Hujan turun, kambing lari
Artinya:  
1. Suatu ungkapan untuk mengakhiri suatu kisah/dongeng.
2. Habis cerita.

Hulu malang pangkal celaka
Artinya: Asal-mula kesialan tersebut.

Sumber : http://www.puisikita.com/2011/11/kumpulan-peribahasa-indonesia-kata_3483.html?m=1

Senin, 12 Oktober 2015

Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil (abjad g)

Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.

Gabak di hulu tanda akan hujan
Artinya: Suatu hal/huru-hara akan terjadi karena sudah tampak tanda-tanda ke arah sana.

Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak
Artinya: Berarti kebenaran seseorang yang jelas ada tidak di bicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan.

Gajah derum tengah rumah
Artinya: Kedatangan tamu orang besar.

Gajah dialahkan oleh pelanduk
Artinya: Orang besar dapat dikalahkan oleh orang cerdik.

Gajah ditelan ular lidi
Artinya: Anak orang besar jatuh cinta kepada anak orang kecil/rendah.

Gajah mati karena gadingnya
Artinya: Orang sering mendapat kesusahan/kesukaran justru karena kelebihan yang ada padanya.

Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang
Artinya: Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang.

Gajah mati tulang setimbun
Artinya: Orang besar/kaya yang meninggal akan meninggalkan banyak harta pusaka.

Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah
Artinya: 
1. Orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya.
2. Negara berperang, rakyat yang menjadi korbannya.

Gali lubang, tutup lubang
Artinya: Mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama.

Gayung bersambut, kata berjawab
Artinya: 
1. Tak ada pertanyaan/persoalan yang tak dapat dijawab oleh orang arif.
2. Permintaan yang dilontarkan segera dipenuhi oleh orang tempat kita meminta.
3. Setiap orang harus mempertahankan dirinya.

Geleng bukan, angguk ia
Artinya: Mengangguk untuk menyatakan bukan; yang dikatakan tak sama dengan yang ada dalam hati.

Geleng serupa cupak hanyut
Artinya: Sombong/angkuh; kalau berjalan tampak benar sikap angkuh dan sombongnya itu.

Genting menanti putus, biang menanti tembuk
Artinya: 
1. Keadaan yang sudah kritis, misalnya: sebentar lagi pecah perang; sebentar lagi cerai suami-istri.
2. Tegang, berbahaya.
3. Hampir putus (tentang bagian yang mengaus dari suatu benda, misalnya: benang dan tali).

Getah terbangkit kuaran tiba
Artinya: Salah perhitungan/rancangan.

Getikkan puru dibibir
Artinya: 
1. Perbuatan yang menambah kesukaran pada diri sendiri.
2. Benci kepada anak dan istri, makin dibenci makin menyusahkan.

Gila di abun
Artinya: Mengangankan sesuatu yang tak mungkin tercapai.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari
Artinya:
1. Murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
2. Menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.

Sumber : http://www.puisikita.com/2011/11/kumpulan-peribahasa-indonesia-kata_796.html?m=1

BIOGRAFI SAPARDI DJOKO DAMONO

Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta , 20 maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Sapardi bersekolah SD di Sekolah Dasar Kasatrian. Setelah itu ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Surakarta. Pada saat itulah kegemarannya terhadap sastra mulai nampak. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1955. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Surakarta. Sapardi menulis puisi sejak duduk di kelas 2 SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah suat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.

Setelah lulus SMA, Sapardi melanjutkan pendidikan di jurusan Sastra Barat FS&K di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus kuliah, selain menjadi penyair ia juga melaksanakan cita-cita lamanya untuk menjadi dosen. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964. Kemudian Sapardi memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1970-1971) dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (1989). Setelah itu, Sapardi mengajar di IKIP Malang cabang Madiun selama empat tahun. Kemudian dilanjutkan di Universitas Diponegoro , Semarang, juga selama empat tahun. Sejak tahun 1974, Sapardi mengajar di FS UI. Beberapa karyanya yang sudah ada di tengah masyarakat antara lain DukaMu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974). Sapardi juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. (1978).

Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. “Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan; bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh,” tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984. Sebuah karya besar yang pernah ia buat adalah kumpulan sajak yang berjudul Perahu Kertas dan memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan kumpulan sajak Sihir Hujan – yang ditulisnya ketika ia sedang sakit – memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Kabarnya, hadiah sastra berupa uang sejumlah Rp 6,3 juta saat memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia langsung dibelanjakannya memborong buku. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.

Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esei dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat, di dalam karya sastra ada dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Secara gaya, katanya, sudah ada pembaruan di Indonesia. Tetapi di dalam tema, belum banyak. Selain melahirkan puisi-puisi, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di Tanah Air. Selain dia menjembatani karya asing kepada pembaca sastra, ia patut dihargai sebagai orang yang melahirkan bentuk sastra baru. Sumbangsih Sapardi juga cukup besar kepada budaya dan sastra, dengan melakukan penelitian, menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan aktif sebagai administrator dan pengajar, serta menjadi dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999. Dia menjadi penggagas pengajaran mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di fakultas sastra.

Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.

Kumpulan Puisi/Prosa
"Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
"Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
"Mata Pisau" (1974)
"Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
"Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
"Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
"Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
"Perahu Kertas" (1983)
"Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
"Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
"Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
"Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
"Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
"Hujan Bulan Juni" (1994)
"Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
"Arloji" (1998)
"Ayat-ayat Api" (2000)
"Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
"Mata Jendela" (2002) "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
"Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
"Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
"Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
"Kolam" (2009; kumpulan puisi)

Buku
"Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
"Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan"
l"Dimensi Mistik dalam Islam" (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.

Pustaka Firdaus
"Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia" (2004), salah seorang penulis.
"Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas" (1978).
"Politik ideologi dan sastra hibrida" (1999).
"Pegangan Penelitian Sastra Bandingan" (2005)
"Babad Tanah Jawi" (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.

Sumber : http://ardyatamaniko.blogspot.co.id/2012/11/biografi-sapardi-djoko-damono.html?m=1

Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil (abjad f)

Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.

Kumpulan peribahasa Indonesia ini di susun menurut abjad. Silahkan menuju ke sini untuk mendapatkan kumpulan peribahasa Indonesia selengkapnya.

Fajar menyingsing, elang menyongsong
Artinya: Sambutlah hari dengan semangat berusaha/bekerja yang gigih/kuat.

Sumber : http://www.puisikita.com/2011/11/kumpulan-peribahasa-indonesia-kata_6605.html?m=1

Minggu, 11 Oktober 2015

Kumpulan peribahasa Indonesia, kata pepatah, kata ibarat, kata ungkapan dan tamsil (abjad e)

Berikut merupakan kumpulan peribahasa indonesia. Peribahasa dapat berupa kata pepatah, kata-kata ibarat, kata-kata perumpamaan, kata-kata kiasan, kata-kata ungkapan, kata-kata tamsil dll.

Kumpulan peribahasa Indonesia ini di susun menurut abjad. Silahkan menuju ke sini untuk mendapatkan kumpulan peribahasa Indonesia selengkapnya.

Elok berarak di hari panas
Artinya: Bersenang-senang/berpesta ria baru pada tempatnya bila orang tersebut mampu melakukannya.

Embacang buruk kulit
Artinya: Seseorang yang tampak luarnya/lahirnya seolah-olah tidak baik atau bodoh namun sesungguhnya dia baik hati/pandai sekali.

Emping terserak, hari hujan
Artinya: 
1. Sangat sial.
2. Dagangan dalam jumlah banyak baru diperdagangkan, pecah perang/huru-hara di negeri tersebut.

Enak lauk dikunyah-kunyah, enak kata diperkatakan
Artinya: Perkataan/nasihat yang baik itu seringlah diulang-ulang supaya terpahami dengan baik.

Enau sebatang dua sigainya
Artinya: Perempuan yang menduakan suaminya; istri yang berselingkuh.

Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya
Artinya: Orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara.

Enggang sama enggang, pipit sama pipit
Artinya: 
1. anak orang besar kawin dengan anak orang besar, orang kecil dengan orang kecil pula.
2. sudah begitu adatnya.

Esa hilang, dua terbilang
Artinya: Terus berjuang/berusaha dengan gigih sampai tercapai tujuan/cita-cita.

Sumber : http://www.puisikita.com/2011/11/kumpulan-peribahasa-indonesia-kata_8630.html?m=1